10 Februari 2008

Puja Trisandhya, Panca Sembah dan Istadewata

Pada umumnya, sebelum melakukan persembahyangan — baik dengan puja Trisandya maupun Panca Sembah — didahului dengan penyucian badan dan sarana persem-bahyangan. Urutannya sebagai berikut:


Duduk dengan tenang. Lakukan Pranayama dan setelah suasananya tenang ucapkan mantram ini:
Om prasada sthiti sarira siwa suci

nirmalàya namah swàha

Artinya: Ya Tuhan, dalam wujud Hyang Siwa hambaMu telah duduk tenang, suci dan tiada noda.


Kalau tersedia air bersihkan tangan pakai air. Kalau tidak ada ambil bunga dan gosokkan pada kedua tangan. Lalu telapak tangan kanan ditengadahkan di atas tangan kiri dan ucapkan mantram:
Om suddha màm swàha

Artinya: Ya Tuhan, bersihkanlah tangan hamba (bisa juga pengertiannya untuk membersihkan tangan kanan).

Lalu, posisi tangan di balik. Kini tangan kiri ditengadahkan di atas tangan kanan dan ucapkan mantram:

Om ati suddha màm swàha

Artinya: Ya Tuhan, lebih dibersihkan lagi tangan hamba (bisa juga pengertiannya untuk membersihkan tangan kiri).


Kalau tersedia air (maksudnya air dari rumah, bukan tirtha), lebih baik berkumur sambil mengucapkan mantram di dalam hati:
Om Ang waktra parisuddmàm swàha

atau lebih pendek:

Om waktra suddhaya namah

Artinya: Ya, Tuhan sucikanlah mulut hamba.


Jika tersedia dupa, peganglah dupa yang sudah dinyalakan itu dengan sikap amusti, yakni tangan dicakupkan, kedua ibu jari menjepit pangkal dupa yang ditekan oleh telunjuk tangan kanan, dan ucapkan mantra:
Om Am dupa dipàstraya nama swàha

Artinya: Ya, Tuhan/Brahma tajamkanlah nyala dupa hamba sehingga sucilah sudah hamba seperti sinarMu.


Setelah itu lakukanlah puja Trisandya. Jika memuja sendirian dan tidak hafal seluruh puja yang banyaknya enam bait itu, ucapkanlah mantram yang pertama saja (Mantram Gayatri) tetapi diulang sebanyak tiga kali. Mantram di bawah ini memakai ejaan sebenarnya, "v" dibaca mendekati "w". Garis miring di atas huruf, dibaca lebih panjang. Permulaan mantram Om bisa diucapkan tiga kali, bisa juga sekali sebagaimana teks di bawah ini:
Mantram Trisandhyà

Om bhùr bhvah svah
tat savitur varenyam
bhargo devasya dhimahi
dhiyo yo nah pracodayàt

Om Nàràyana evedam sarvam
yad bhùtam yac ca bhavyam
niskalanko nirañjano nirvikalpo
niràkhyàtah suddo deva eko
Nàràyano na dvitìyo’sti kascit

Om tvam sivah tvam mahàdevah
ìsvarah paramesvarah
brahmà visnusca rudrasca
purusah parikìrtitah

Om pàpo’ham pàpakarmàham
pàpàtmà pàpasambhavah
tràhi màm pundarìkàksa
sabàhyàbhyàntarah sucih

Om ksamasva màm mahàdeva
sarvapràni hitankara
màm moca sarva pàpebyah
pàlayasva sadà siva

Om ksàntavyah kàyiko dosah
ksàntavyo vàciko mama
ksàntavyo mànaso dosah
tat pramàdàt ksamasva màm

Om sàntih, sàntih, sàntih, Om

Terjemahannya

Tuhan adalah bhùr svah. Kita memusatkan pikiran pada kecemerlangan dan kemuliaan Hyang Widhi, Semoga Ia berikan semangat pikiran kita.

Ya Tuhan, Nàràyana adalah semua ini apa yang telah ada dan apa yang akan ada, bebas dari noda, bebas dari kotoran, bebas dari perubahan tak dapat digambarkan, sucilah dewa Nàràyana, Ia hanya satu tidak ada yang kedua.

Ya Tuhan, Engkau dipanggil Siwa, Mahàdewa, Iswara, Parameswara, Brahmà, Wisnu, Rudra, dan Purusa.

Ya Tuhan, hamba ini papa, perbuatan hamba papa, diri hamba ini papa, kelahiran hamba papa, lindungilah hamba Hyang Widhi, sucikanlah jiwa dan raga hamba.

Ya Tuhan, ampunilah hamba Hyang Widhi, yang memberikan keselamatan kepada semua makhluk, bebaskanlah hamba dari segala dosa, lindungilah hamba oh Hyang Widhi.

Ya Tuhan, ampunilah dosa anggota badan hamba, ampunilah dosa hamba, ampunilah dosa pikiran hamba, ampunilah hamba dari kelahiran hamba.

Ya Tuhan, semoga damai, damai, damai selamanya.

Setelah selesai memuja Trisandya dilanjutkan Panca Sembah. Kalau tidak melakukan persembahyangan Trisandya (mungkin tadi sudah di rumah) dan langsung memuja dengan Panca Sembah, maka setelah membaca mantram untuk dupa langsung saja menyucikan bunga atau kawangen yang akan dipakai muspa. Ambil bunga atau kawangen itu diangkat di hadapan dada dan ucapkan mantram ini:

Om puspa dantà ya namah swàha

Artinya: Ya Tuhan, semoga bunga ini cemerlang dan suci.

Kramaning Sembah (Panca Sembah)

Urutan sembahyang ini sama saja, baik dipimpin oleh pinandita atau pemangku, maupun bersembahyang sendirian. Cuma, jika dipimpin pinandita yang sudah melakukan dwijati, ada kemungkinan mantramnya lebih panjang. Kalau hafal bisa diikuti, tetapi kalau tidak hafal sebaiknya lakukan mantram-mantram pendek sebagai berikut:


Dengan tangan kosong (sembah puyung). Cakupkan tangan kosong dan pusatkan pikiran dan ucapkan mantram ini:
Om àtmà tattwàtmà sùddha màm swàha

Artinya: Ya Tuhan, atma atau jiwa dan kebenaran, bersihkanlah hamba.


Sembahyang dengan bunga, ditujukan kepada Hyang Widhi dalam wujudNya sebagai Hyang Surya atau Siwa Aditya. Ucapkan mantram:
Om Adityasyà param jyoti
rakta tejo namo’stute
sweta pankaja madhyastha
bhàskaràya namo’stute

Artinya: Ya Tuhan, Sinar Hyang Surya Yang Maha Hebat. Engkau bersinar merah, hamba memuja Engkau. Hyang Surya yang berstana di tengah-tengah teratai putih. Hamba memuja Engkau yang menciptakan sinar matahari berkilauan.


Sembahyang dengan kawangen. Bila tidak ada, yang dipakai adalah bunga. Sembahyang ini ditujukan kepada Istadewata pada hari dan tempat persembahyangan itu. Istadewata ini adalah Dewata yang diinginkan kehadiranNya pada waktu memuja. Istadewata adalah perwujudan Tuhan Yang Maha Esa dalam berbagai wujudNya. Jadi mantramnya bisa berbeda-beda tergantung di mana dan kapan bersembahyang. Mantram di bawah ini adalah mantram umum yang biasanya dipakai saat Purnama atau Tilem atau di Pura Kahyangan Jagat:
Om nama dewa adhisthanàya
sarwa wyapi wai siwàya
padmàsana eka pratisthàya
ardhanareswaryai namo namah

Artinya: Ya Tuhan, kepada dewata yang bersemayam pada tempat yang luhur, kepada Hyang Siwa yang berada di mana-mana, kepada dewata yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai di suatu tempat, kepada Ardhanaresvari hamba memuja.


Sembahyang dengan bunga atau kawangen untuk memohon waranugraha. Usai mengucapkan mantram, ada yang memper-lakukan bunga itu langsung sebagai wara-nugraha, jadi tidak "dilentikkan/dipersem-bahkan" tetapi dibungakan di kepala (wanita) atau di atas kuping kanan (laki-laki). Mantramnya adalah:
Om anugraha manoharam
dewa dattà nugrahaka
arcanam sarwà pùjanam
namah sarwà nugrahaka
Dewa-dewi mahàsiddhi
yajñanya nirmalàtmaka
laksmi siddhisca dirghàyuh
nirwighna sukha wrddisca

Artinya: Ya Tuhan, Engkau yang menarik hati pemberi anugrah, anugrah pemberian Dewata, pujaan segala pujaan, hamba memujaMu sebagai pemberi segala anugrah. Kemahasiddhian pada Dewa dan Dewi berwujud jadnya suci. kebahagiaan, kesempurnaan, panjang umur, bebas dari rintangan, kegembiraan dan kemajuan rohani dan jasmani.


Sembahyang dengan cakupan tangan kosong, persis seperti yang pertama. Cuma sekarang ini sebagai penutup. Usai mengucapkan mantram, tangan berangsur-angsur diturunkan sambil melemaskan badan dan pikiran. Mantramnya:
Om Dewa suksma paramà cintyàya nama swàha. Om Sàntih, Sàntih, Sàntih, Om

Artinya: Ya Tuhan, hamba memuja Engkau Dewata yang tidak terpikirkan, maha tinggi dan maha gaib. Ya Tuhan, anugerahkan kepada hamba kedamaian, damai, damai, Ya Tuhan.

Untuk memuja di Pura atau tempat suci tertentu, kita bisa menggunakan mantram lain yang disesuaikan dengan tempat dan dalam keadaan bagaimana kita bersembahyang. Yang diganti adalah mantram sembahyang urutan ketiga dari Panca Sembah, yakni yang ditujukan kepada Istadewata. Berikut ini contohnya:

Untuk memuja di Padmasana, Sanggar Tawang, dapat digunakan salah satu contoh dari dua mantram di bawah ini:

Om, àkàsam nirmalam sunyam,
Guru dewa bhyomàntaram,
Ciwa nirwana wiryanam,
rekhà Omkara wijayam,

Artinya: Ya Tuhan, penguasa angkasa raya yang suci dan hening. Guru rohani yang suci berstana di angkasa raya. Siwa yang agung penguasa nirwana sebagai Omkara yang senantiasa jaya, hamba memujaMu.

Om nama dewa adhisthanàya,
sarva wyàpi vai siwàya,
padmàsana ekapratisthàya,
ardhanareswaryai namo’namah.

Artinya: Ya Tuhan, kepada Dewa yang bersemayam pada tempat yang tinggi, kepada Siwa yang sesungguhnyalah berada di mana-mana, kepada Dewa yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai sebagai satu tempat, kepada Ardhanaresvarì, hamba memujaMu.

Untuk di pura Kahyangan Tiga, ketika memuja di Pura Desa, digunakan mantram sebagai berikut:

Om Isanah sarwa widyànàm
Iswarah sarwa bhùtànàm,
Brahmano' dhipatir brahmà
Sivostu sadàsiwa

Artinya: Ya Tuhan, Hyang Tunggal Yang Maha Sadar, selaku Yang Maha Kuasa menguasai semua makhluk hidup. Brahma Maha Tinggi, selaku Siwa dan Sadasiwa.

Untuk di pura Kahyangan Tiga, ketika memuja di Pura Puseh, mantramnya begini:

Om, Girimurti mahàwiryyam,
Mahàdewa pratistha linggam,
sarwadewa pranamyanam
Sarwa jagat pratisthanam

Artinya: Ya Tuhan, selaku Girimurti Yang Maha Agung, dengan lingga yang jadi stana Mahadewa, semua dewa-dewa tunduk padaMu.

Untuk memuja di Pura Dalem, masih dalam Kahyangan Tiga:

Om, catur durjà mahàsakti
Catur asrame Bhatàri
Siwa jagatpati dewi
Durgà masarira dewi

Artinya: Ya Tuhan, saktiMu berwujud Catur Dewi, yang dipuja oleh catur asrama, sakti dari Ciwa, Raja Semesta Alam, dalam wujud Dewi Durga. Ya, Catur Dewi, hamba menyembah ke bawah kakiMu, bebaskan hamba dari segala bencana.

Untuk bersembahyang di Pura Prajapati, mantramnya:

Om Brahmà Prajàpatih srestah
swayambhur warado guruh
padmayonis catur waktro
Brahmà sakalam ucyate

Artinya: Ya Tuhan, dalam wujudMu sebagai Brahma Prajapati, pencipta semua makhluk, maha mulia, yang menjadikan diriNya sendiri, pemberi anugerah mahaguru, lahir dari bunga teratai, memiliki empat wajah dalam satu badan, maha sempurna, penuh rahasia, Hyang Brahma Maha Agung.

Untuk di Pura Pemerajan/Kamimitan (rong tiga), paibon, dadia atau padharman, mantramnya:

Om Brahmà Wisnu Iswara dewam
Tripurusa suddhàtmakam
Tridewa trimurti lokam
sarwa wighna winasanam

Artinya: Ya Tuhan, dalam wujudMu sebagai Brahma, Wisnu, Iswara, Dewa Tripurusa Maha Suci, Tridewa adalah Trimurti, semogalah hamba terbebas dari segala bencana.

Untuk di Pura Sagara atau di tepi pantai, mantramnya:

Om Nagendra krùra mùrtinam
Gajendra matsya waktranam
Baruna dewa masariram
sarwa jagat suddhàtmakam

Artinya: Ya Tuhan, wujudMu menakutkan sebagai raja para naga, raja gagah yang ber-moncong ikan, Engkau adalah Dewa Baruna yang maha suci, meresapi dunia dengan kesucian jiwa, hamba memujaMu.

Untuk di Pura Batur, Ulunsui, Ulundanu, mantramnya:

Om Sridhana dewikà ramyà
sarwa rupawati tathà
sarwa jñàna maniscaiwa
Sri Sridewi namo’stute

Artinya: Ya Tuhan, Engkau hamba puja sebagai Dewi Sri yang maha cantik, dewi dari kekayaan yang memiliki segala keindahan. Ia adalah benih yang maha mengetahui. Ya Tuhan Maha Agung Dewi Sri, hamba memujaMu.

Untuk bersembahyang pada hari Saraswati, atau tatkala memuja Hyang Saraswati. Mantramnya:

Om Saraswati namas tubhyam
warade kàma rùpini
siddharàmbham karisyami
siddhir bhawantu me sadà

Artinya: Ya Tuhan dalam wujudMu sebagai Dewi Saraswati, pemberi berkah, terwujud dalam bentuk yang sangat didambakan. Semogalah segala kegiatan yang hamba lakukan selalu sukses atas waranugrahaMu.

Demikianlah beberapa mantram yang dipakai untuk bersembahyang pada tempat-tempat tertentu. Sekali lagi, mantram ini menggantikan "mantram umum" pada saat menyembah kepada Istadewata, yakni sembahyang urutan ketiga pada Panca Sembah.

Mantram Menggunakan Gentha (Bajra)

Mantram Menggunakan Gentha (Bajra)


Gentha diasapi dan diperciki tirta.

Om Ang dhupa astra ya namah

Gentha diberikan Sirowosta (bisa bunga):

Om Ong karam sada ciwastam
Jagat natha hitakaram
Abhiwada wadanyam
Gantha sabdam prakasya te
Gantha sabdam maha srestham
Ong karam parikirtitah
Candra ardha bindu wedantam
Ong karam parama ucyate

Kemudian biji gentha dipegang tangan kanan dan diayunkan (3 x) dengan mantram:
Om Om Om mang ang ung ang khang khasolka ya namah
Om khang khasolkaya kana ya namah

Lanjutkan mantram ini:
Om Ghantayur pujyate dewah
Abhawya-bhawya karmasu
Wrdah labdha sandhyah wara
Siddhir nidhasan cayam

Lantas berdoa sesuai tujuan doa, misal, Tri Sandhya dll. Penutup ngaskara gentha:
Om Ong Ong Mang Ung Ang
Om Ang Khang Kasolka ya namah
(3X ayunan)

Bunyi Gentha: Brahmana ngisep sari, Lembu mangan dukut, Bima kroda (bhuta yadnya)

Om Ang Brahmana namah
Om Ung Wisnu ye namah
Om Mang Iswara ya namah
Om Ong Maha Dewa ya namah
Om Ong Sada Rudra ya namah
Om Ong Sada Ciwa ya namah
Om Parama Ciwa ya namah
Om Om Padmasana ya namah swaha
Om Ong Dewa Pratitha ya namah
Om Hrang Hring Sah Parama Ciwa Aditya ya namah

Mantram Agni Hotra (Homa Terafi)

Ini adalah mantram Agni Hotra (Homa Terafi) yang biasa untuk lingkungan kecil (keluarga). Matram dalam logat India dengan vokal asli Vasant V. Paranjpe, CD-nya bisa didapat dengan menghubungi Majalah Hindu Raditya. Namun, dalam melaksanakan Agni Hotra, irama mantram tidak harus mengacu ke India, bisa membuat irama sendiri sesuai dengan budaya setempat. Yang penting urutan mantram sesuai dengan teks di bawah ini.

1. Agnihotra Mantra (pembukaan)
Suryaya swaha suryaya idam na mama
Prajapataye swaha prajapataye idam na mama

2. Agnihotra Mantra (pembukaan lanjutan)
Agnaye swaha agnaye idam na mama
Prajapataye swaha prajapataye idam na mama

3. Vyahrutl Mantra
Bhuh swaha agnaye idam na mama
Bhuwah swaha wayawe idam na mama
Swah swaha suryaya idam na mama
Bhur bhuwah swah swaha
Prajapataye idam na mama

4. Tryambakam Mantra

Om tryambakam yajamahe
Sugandhim pushti vardanum
Urvaarukamiva bandhanaat
Mrityormuksheeya maamritat swaha

5. Mantra-Mantra
1 x
Bhuh swaha agnaye idam na mama
Bhuwah swaha wayawe idam na mama
Swah swaha suryaya idam na mama
Bhur bhuwah swah swaha
Prajapataye idam na mama

3 x
Om purnamadah purnamidam purnaat purnamudachate
Purnasya purnamaadaya purname vavashishate
Om shani shanti shanti

3 x
Om asato ma sad gamaya
Tamaso ma jyotir gamaya
Mrityor ma amritam gamaya
Om shanti shanti shanti

3 x
Om sahanaa vavatu sahanau bhunaaktu
Saha veeryam keravaavahai
Tejasvinaa vaditamastu ma vid vishaavahai
Om shanti shanti shanti

3 x
Sarvepi sukinah santu
Sarve santu niramayah
Sarve bhadrani pashyantu
Man kaschit dukamaapnuyat
Om shanti shanti shanti

3 x
Om bhur buwah swahah
Om tat savitur varenyam
Dhargo devasya dheemahi
Dhiyo yo nah prachodayat Om

11 x
Om tryambakam yajamahe
Sugandhim pushti vardanum
Urvaarukamiva bandhanaat
Mrityormuksheeya maamritat swaha

3 x
Om chatwari shrunga trayo asya pada
Dwe sheershe saptahastaso asya
Trida buddho vrushabho rorawiti
Maho dewo martyam a wiwesha

1 x
Suryaya swaha suryaya idam na mama
Prajapataye swaha prajapataye idam na mama
1 x
Agnaye swaha agnaye idam na mama
Prajapataye swaha prajapataye idam na mama

1 x
Agnimile purohitam yajnyasa devamrtvijam
Hotaram ratnadatamum
Agni purvebirrsibhiridyo nutanairuta
Sedevam ehavaksati
Agnina rayimasnavat posemevadive dive
Yasasam viravattamam
Agneyam yajnyamadvarham visvatah paribhurasi
Saidevesu gacchati
Agnirhota kavikratuh satyaschitrasrvastamah
Devo devo bhira gamatah
Yadangadasushe tvamagne bhadram karishasi
Tavetat sataya mangirahah
Upa tvagne dive dive dosa vastardiyavayam
Namo bharanta emasi
Rajantamadvaranam gopamrtasya didivim
Vardamanam sve dame
Sa ma piteve sunevegne supayano bhava
Sachasvanasvastaye

11 x
Om prajapatay Gajanan Om

11 x
Om Swami Gajanana

1 x
Om bhadram karnebhih shrnuyama dewah
Bhadram pashyema akshabhiryajatrah
Sthirairangais tushtu wamsa stanubhirwyashema dewahimtahi yadayuh
Swastina indrowrddhashrawah swastinah pusha wishwawedah
Swastina starkshyo arishtanemih swastino brhaspatirdadhatu
Om shanti shanti shanti

1 x
Om dhiyo shanti i
Unta riksha gham shanti i
Prutivi shanti i
Apah shanti i
Osadhayah shanti i
Vanaspatayah shanti i
Visve devah shanti i
Brahma shanti i
Sarvagam shanti i
Shanti reva shanti i
Sa ma shanti rehdi
Om shanti shanti shanti i

1 x
Yada shrushtam jagat sarvam
Tada lokapita mahaha
Chaturveda sama yuktam
Shashwatam dharma madishat
Kim sat karma kim adyatmum
Yadi vidnyatu marhati
Sarva shastreshu granteshu
Pramanam paramum shrutih
Aspashtam cha kada spashtum
Tatwadnyana wiwechanam
Anyatra labhate kintu
Pramanum paramum shrutih
Arsha ganteshu sarveshu
Shruti pramanya mewacha
Sarvata sara madadyat
Nijakalyana hetawe
Shushka wada ratah kechin
Nanyadastiti wadinaha
Sarve to wilayam yanti
Mithya kalaha karinah
Nastikah veda nindakah
Pakunda veda dushakah
Ete sarve winashanti
Mithya chara prawartakah
Yajnya dana tapah karma
Swadhyaya nirato bhawet
Esha ewahi shrutyuktah
Satya dharma sanatanah

1 x
Yajnya dharmam charami
Dana dharmam charami
Tapo dharmam charami
Karma dharnam charami
Swadhyaya dharmam charami
Punarapi yajnya dharmam charami
Punarapi dana dharmam charami
Punarapi tapo dharmam charami
Punarapi karma dharmam charami
Punarapi swadhyaya dharmam charami
Puna punarapi yajnya dharmam charami
Puna punarapi dana dharmam charami
Puna punarapi tapo dharmam charami
Puna punarapi karma dharmam charami
Puna punarapi swadhyaya dharmam charami

3x
Satyam sharanam gachami
Satyadharmam sharanam gachami
Satyadharmasangham sharanam gachami

Untuk Ngastawa Tirta Pebersihan

1.Cuci Tangan: "Om hrah pat astra yanamah"
2. Berkumur: "Om pat astra yenamah"
3. Sile Pened: "Om, Om Padmasana yenamah swaha"
4 Mantram Carira: "Om prasada sthiti carira ciwa suci nirmala ya namah swaha"
5. Mantram Asep : "Om Ang Brahma amretha dipa ya namah.
Om Uang Wisnu amretha dipa ya namah.
Om Ang lingga purusa ya namah."
6. Ngastawa tirtha (Ngambil Kembang)
a. Astra Mantra : "Om Uang rah pat astra ya namah, Atma tattwaatma sudhamam swaha, "Om Om kasama sampurna ya namah, Om cri pasupathaye ung pat, Om criam bawantu, Om purnam bawantu, Om sukam bawantu." (Kembang lalu masukkan ke tempat air/sangku yang sudah disediakan).
b. Pengaksama (Ngambil Kembang) "Om ksama swamam maha-dewa, sarwa prani hitang-karah, mamoca sarwa papebiyah palayaswa sadha Ciwa."
"Om Papo’ham papa karmaham, Papatma papa sambawah, Trahiman sarwa papebyah Kenacid mamarak-santhu."
"Om Ksantawia kayikadosah, Ksantawia wacika mama, Ksantawia manaso dosah, Tat pramadat ksama swamam."
"Om hinaksara hina padam Hina mantra tat taiwaca Hina bhakti hina werdhi Sadaciwa namostute."
"Om Mantra hina krya hinam Bhakti hina maheswarah Yat pujintta mahadewah Paripurnam tad astume."
c. Apsudewa (Ngambil Kembang)
"Om apsudewa pawitrani, Gangga dewi namostute, Srawa klesa winasanam, Toyanam pari cuidate."
"Sarwa papa winasini, Sarwa roga wimocane, Sarwa klesa winasanam, Sarwa bogam awapnuyat."
d. Pancaksara (Ngambil Kembang)
"Pancaksara maha tirtam, Pawitram papa na sanem, Papa koti saha Caranam Agadaim bawet sagaram."
(kembang masukkan ke tempat air/Sangku)
e. Gangga Sindu (Ngambil kembang)
"Om gangga sindhu saraswati suyamuna, Godawari narmada, kaweri serayu, Mahendratanaya, Carmanwati wemukam. "Badra netrawati mahasuranadi, Kiatan ca-ya gandaki, Puniam purna jale samudra, Sahitang-kurwantu temanggalam."
(Kembang masukkan ke tempat air/sangku)
f. Mretyun Jaya
"Om mretyun jaya dewa sia Yonamami anu kirtayet, Dirga yusiam awapnoti, Sanggrama wijayi bawet, Om atma tattwatma sudhamam swaha."
g. Ayu Wredhi
"Om ayu wredhi yaso wredhi, Wredhi pradnya suka sriya, Dharma santana wredhisca, Santute sapta wredayah." "Yata mero stito dewah, Yawat gangga mahi tale, Candrarka gagene tawat, Tawatuam wijayi bawet."
"Om dirgayurastu, tatastu astu, Om awignam astu, tatastu astu, Om subamastu, tatastu astu, Om criyam bawantu, Om sukam bawantu, Om purnam bawantu, sapta wredir astu ya namah swaha."
f. Nyiratang tirtha ring raga sarira
"Om pratama sudha, dwitya sudha, tritya sudha, catur ti sudha. Om sudha, sudha, sudha wariastu.

09 Februari 2008

Tikas Pemangku Paibon ( Bathara Hyang Ibu )

CARA CARA NGANTEB
1. Pembersihan raga
2. Banyu awang, Pembersihan perayangan
3. Piuning / Mendak Ida bathara sarane canang sari
4. Nguningan aturan pujawali/ Tebasan dengan ucapan :
Pukulun ratu bathara Hyang Ibu, Titiang pengiring pengancan, Pinake jan bangul makadi tapakan pemangku Ida Bathara ring ring rahina mangkin Sukra Kliwon Sungsang Ida Bathara katuran piodalan alit / tebasan. Puniki damuh bathare sampun ngaturang upecara upekara sekadi : Canang daksina, Sesagi, Sayut, Pengulapan, Pengambean, Suci, Ajengan, Peras, Pangkonan, Pendek, Rajuman, Pisang, Tulung penyacak raka, Katututan japitungal, Tipat akelan, Sekar alit, Sekar taman, Tetegenan, nasi bulan matan ai, Miwah sane siosan. Ida Bathara katuran mangkin.
PELAKSANAAN
1. Daksina
- Margiang Penyeneng dengan ucapan : Pukulun Bathara Hyang ibu mangde ledang Bathara jumeneng malinggga mangkin Bathara katuran pujawali.
- Margian Petebus, Pewajikan, Ayabang
2. Sayut
- Margian Petebus, Pewajikan, Ayabang
3. Pengulapan dan Pengambean
- Margiang Penyeneng , Petebus, lis, Puajikan, Sekar taman, Ayabang
4. Suci
- Margiang Penyeneng, Petebus, Sekartaman, lis, Puajikan, Ayabang
5. Ayabang semua banten yang belum
- Margian Puajikan
6. Margiang Pewajikan/ Caratan
7. Aturan Soda
8. Pebaktian manut deresta
9. Aturan segehan nasi bulan matan ai, Petabuh di bawah
10. Pebaktian Puja Trisandya lan Kramaning Sembah

PAMUPUT UPACARA
Pukulun ratu Hyang ibu duaning upacara sampun katur, Titiang tapakan bathara banget ngelungsunr paswecan bathara mewali wenten aturan ipun kirang, wenten puniki sesari anggen pirat taler antuk ketambetan titiang matur banget titiang nunas pengampura ring sajeroning titiang ngawekasang aturan damuhe.